Himmati, Alya (2025) PENAFSIRAN KH. MAIMOEN ZUBAIR TERHADAP SURAH AL-TAKWĪR PERSPEKTIF TEORI INTERPRETASI JORGE J.E.GRACIA. skripsi thesis, STAI Al-Anwar.
|
Text
BAGIAN AWAL.pdf Download (3MB) |
|
|
Text
BAB I.pdf Download (3MB) |
|
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
|
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (929kB) |
|
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (5MB) |
|
|
Text
BAB V.pdf Download (545kB) |
|
|
Text
CURRICULUM VITAE.pdf Restricted to Registered users only Download (322kB) |
Abstract
Penafsiran KH. Maimon Zubair terhadap surah al-Takwīr dalam ngaji Ahadan merupakan salah satu penafsiran KH. Maimoen Zubair yang disampaikan secara oral. Berbeda dengan para ulama klasik yang lebih fokus pada visualisasi kosmis di akhir zaman, KH. Maimoen menghadirkan wajah baru dalam memahami al-Takwir. Beliau menyampaikan penafsirannya dengan cara mengaitkan antara fenomena yang tersirat dalam surah al-Takwīr dengan fenomena yang terjadi di era kontemporer. Penelitian ini menggali seperti apa dan bagaimana penafsiran KH. Maimoen Zubair terhadap QS. al-Takwīr ayat 3, 6, dan 7 dalam perspektif teori teori Interpretasi Jorge J.E.Gracia dengan menggunakan metode kualitatif jenis kepustakaan (Library Research). Menurut Jorge J.E.Grcaia, guna menciptakan interpretasi terhadap teks yang ditafsirkan agar mudah dipahami dalam benak masyarakat kontemporer, Gracia membaginya dalam tiga fungsi interpretasi historical function, meaning function, dan implicative function. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penasfiran KH. Maimoen Zubair terhadap ayat 3, 6, dan 7 surah al-Takwīr masuk dalam katogori Meaning Function. Adapun penasfiran KH. Maimoen Zubair terhadap ayat 3, 6, dan 7 surah al-Takwīr sebagai berikut. Pertama, maksud dalam ayat ketiga bukan berarti gunung itu berpindah secara harfiah namun, material isi gunung yang dipindahkan, yakni dimuat di atastruk. Kedua, maksud memanasnya air laut dalam ayat keenam bukanlah dibakar oleh api secara langsung namun, dampak gempa yang dipicu oleh letusan gunung berapi di dasar laut. Ketiga, pada ayat ketujuh beliau memperluas pemaknaan kelompok dari apa yang sudah disebutkan dalam al-Qur`an dan tidak mengelompokkan manusia secara homogen. Disamping itu, meaning function yang disampaikan KH. Maimoen Zubair bersumber dari historical function. Adapun historical function yang terdapat pada surah al-Takwīr ayat 3, 6, dan 7 sebagai berikut. Pertama, fenomena gunung yang berjalan terjadi beriringan dengan datangnya kiamat. Kedua, fenomena air laut yang memanas terjadi beriringan dengan datangnya kiamat. Ketiga, fenomena bercampurnya manusia terjadi setelah datangnya kiamat. Selain itu, Meaning Function yang disampaikan KH. Maimoen Zubair juga menghasilkan implicative function yang dapat diterapkan dalam kehidupan kontemporer. Adapun implicative function yang terdapat pada surah al-Takwīr ayat 3, 6, dan 7 yakni tanda akan datangnya kiamat yang tersebar pada ketiga ayat terkait terjadi secara gradual. Dengan demikian, interpretasi KH, Maimoen Zubair terhadap surah al-Takwīr dapat lebih mudah dipahami dalam benak masyarakat kontemporer.
| Item Type: | Thesis (skripsi) |
|---|---|
| Subjects: | Al-Qur’an dan Tafsir > Studi Tokoh Al-Qur’an dan Tafsir > Tafsir Nusantara |
| Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Program Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir (IAT) |
| Depositing User: | Muhammad Sa'ad Alfanny |
| Date Deposited: | 19 Nov 2025 07:28 |
| Last Modified: | 19 Nov 2025 07:28 |
| URI: | http://repo.staialanwar.ac.id/id/eprint/2132 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
