Pratiwi, Dewi (2025) MAKNA LAFAL JASADUN, JISMUN, DAN BADANUN DALAM AL-QUR’AN Analisis Antisinonimitas ‘Aisyah bintu Shāṭi`. skripsi thesis, STAI Al Anwar Sarang Rembang.
![]() |
Text
COVER.pdf Download (2MB) |
![]() |
Text
BAB I.pdf Download (1MB) |
![]() |
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
![]() |
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
![]() |
Text
BAB IV.pdf Download (555kB) |
![]() |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (776kB) |
![]() |
Text
CURRICULUM VITAE.pdf Restricted to Registered users only Download (516kB) |
Abstract
Skripsi ini mengkaji makna jasadun, jismun, dan badanun dalam al-Qur’an. Ketiganya secara umum merujuk pada makna yang sama yaitu tubuh atau badan. perbedaan makna lafal jasadun, jismun, dan badanun dalam al-Qur’an dianalisis dengan menggunakan teori antisinonimitas ‘Aisyah bintu Shāṭi`. Yang berpendapat bahwa dalam al-Qur’an tidak ada kata yang sama maknanya karena setiap kata memiliki fungsi dan cakupan makna yang berbeda, sehingga al-Qur’an tidak mungkin menggunakan dua kata atau lebih untuk menunjukkan makna yang sama. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research). Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan analisis data deskriptif-analisis. Fokus penelitian adalah lafal jasadun, jismun, dan badanun. Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis menunjukkan bahwa ketiganya ketika digunakan dalam al-Qur’an mempunyai perbedaan makna. Jasadun memiliki makna tubuh atan entitas fisik tanpa nyawa tanpa menyoroti keberlanjutan eksistensinya. Jismun bermakna makhluk hidup yang utuh, sadar, dan memiliki fungsi sosial maupun spiritual. Sedangkan badanun bisa bermakna tubuh manusia utuh yang sudah mati dengan latar sejarah kesombongannya yang dihukum oleh Allah dan dijadikan pelajaran abadi. Jasadun, jismun, dan badanun juga memiliki hubungan antarkonsep diantara ketiganya. Ketiganya mempunyai makna yang saling beririsan. Antara lafal badanun dan jasadun terdapat wilayah makna yang saling tumpang tindih yang menunjukkan makna tubuh yang tidak bernyawa. Begitu juga dengan lafal badanun dengan jismun terdapat wilayah makna yang saling tumpang tindih yaitu tubuh yang bernyawa.
Item Type: | Thesis (skripsi) |
---|---|
Subjects: | Al-Qur’an dan Tafsir > Semantik |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Program Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir (IAT) |
Depositing User: | Dewi Pratiwi |
Date Deposited: | 16 Aug 2025 01:27 |
Last Modified: | 16 Aug 2025 01:27 |
URI: | http://repo.staialanwar.ac.id/id/eprint/1893 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |