PENAFSIRAN KH. BISRI MUSTHAFA DAN KH. MISBAH MUSTHAFA TERHADAP AYAT-AYAT RIBA: STUDI KOMPARATIF KITAB TAFSĪR AL-IBRĪZ DAN KITAB TAFSĪR AL-IKLĪL

Rafika Nur Fushoha, 2014.1.1. and Syaqi Muhammad, 2023.1.1 and Khumaidah, 2022.1.1 and Ali Makruf, 2021.1.1 (2019) PENAFSIRAN KH. BISRI MUSTHAFA DAN KH. MISBAH MUSTHAFA TERHADAP AYAT-AYAT RIBA: STUDI KOMPARATIF KITAB TAFSĪR AL-IBRĪZ DAN KITAB TAFSĪR AL-IKLĪL. skripsi thesis, STAI AL ANWAR SARANG REMBANG.

Text M. NUR HUDIANA. 2014.01.01.289.pdf Download (2MB)

Abstract

ABSTRAK M. Nur Hudiana, 2014.01.01.289, Penafsiran KH. Bisri Musthafa Dan KH. Misbah Musthafa Terhadap Ayat-Ayat Riba Studi Komparatif: Tafsir Al-Ibrīz Dan Tafsir Al-Iklīl Skripsi Program Studi Al-Qur‟an Dan Tafsir di STAI Al-Anwar Sarang Rembang. Pembimbing: Moh. Asif, M, Ud. Penelitian ini merupakan studi komparatif antara KH. Bisri Musthafa dalam tafsir al-ibrīz dan KH. Misbah Musthafa dalam tafsir al-iklīl. Adapun fokusnya adalah penafsiran ayat-ayat tentang Riba. kedua tokoh tersebut berasal dari keluarga dan belajar dari guru yang sama, namun dalam beberapa hal tentang masalah keagamaan pendangannya seringkali berbeda. Adapun yang menjadi masalah dalam menjadi penelitian ini adalah : Bagaimana penafsiran KH. Bisri Musthafa dan KH. Misbah Musthafa terhadap ayat-ayat riba? Bagaimana persamaan dan perbedaan penfsiran KH. Bisri Musthafa dan KH. Misbah Musthafa terhadap ayat-ayat riba? Kajian ini menyimpulkan bahwa, KH. Bisri Musthafa dan KH. Misbah Musthafa memiliki kesamaan penafsiran yang sangat signifikan mengenai makna lafal aḍ‟āfan muḍā‟afah (berlipatganda). Lafal tersebut menurut kedua tokoh hanya sekedar menjelaskan mengenai peristiwa yang pernah terjadi di zaman jahiliyyah, bukanlah menjadi syarat atau pengikat diharamkannya riba. Mengenai pengharaman riba, KH. Misbah Musthafa seacara tegas mengharamkan bentuk riba, baik yang memiliki kadar sedikit ataupun banyak, sebab jika sedikit riba dibolehkan, maka akan dapat menarik riba yang banyak. Sedangkan KH. Bisri Musthafa memberikan catatan-catatan tertentu, yaitu bahwa riba yang diharamkan adalah suatu kelebihan yang dipungut dan di dalamnya terdapat unsur penganiayaan dan penindasan, bukan hanya kelebihan semata. Demikian pula pada sistem pinjam-meminjam dalam bank meskipun jelas-jelas terdapat bunga, namun kalau di dalamnya terdapat maslahat maka tidak sampai dihukumi haram. Keywords: Ayat riba, tafsir al-ibrīz dan tafsir al-iklīl, penafsiran riba KH. Bisri Musthafa dan KH. Misbah Musthafa

Actions (login required)

View Item